Kamis, 05 Juni 2014

Fase-Fase Belajar menurut Para Ahli



I.                    PENDAHULUAN
a.     Latar belakang
    Dalam kehidupan sehari-hari dewasa ini banyak orang tua kurang memperhatikan fase-fase belajar  yang dialami putera-puterinya sehingga sering terjadi salah paham. Terkadang banyak orang tua menuntut anaknya untuk cepat bisa menguasai ilmu dan ketrampilan. Padahal setiap anak mempunyai kemampuan dan fase yang kadang berbeda. Juga terkadang terjadi  orang tua kurang tanggap jika pada usia tertentu anak belum menunjukkan peningkatan dan orang tua sebaik meninjau memperhatikan sehingga jika terjadi ketidakberesan anak bisa mendapat penanganan yang lebih baik.
b.     Rumusan masalah
1.       Apa fase-fase belajar menurut Gagne ?
2.       Apa fase-fase belajar menurut Jerone S. Bruner ?
3.       Apa fase-fase belajar menurut Arno F. Wittig  ?
4.       Apa fase-fase belajar menurut Albert Bandura ?
5.       Apa fase-fase belajar menurut J. Piaget ?
c.     Tujuan
1.       Mengetahui fase-fase menurut Gagne
2.       Mengetahui fase-fase menurut Jerone S. Bruner
3.       Mengetahui fase-fase menurut Arno F. Wittig 
4.       Mengetahui fase-fase menurut Albert Bandura
5.       Mengetahui fase-fase menurut J. Piaget


II.                  PEMBAHASAN
a.     Pengertian Belajar
          Belajar adalah kegiatan individu memperoleh pengetahuan, perilaku dan keterampilan dengan cara mengolah bahan belajar. Dalam belajar tersebut individu menggunakan ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Akibat belajar tersebut maka kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik makin bertambah baik.


b.    Pengertian Proses Belajar
       Proses adalah kata yang berasal dari bahasa latin “processus” yang berarti “jalan ke depan”  . Menurut Chaplin (1972), proses adalah : Any changein any object or organism, particularly a behavioral or phycholigal change (Proses adalah suatu perubahan khususnya yang menyangkut perubahan tingkah laku atau perubahan jiwa).

c.     Fase-fase Belajar Menurut Para Ahli

Menurut Gagne
1.  Fase pengenalan (apprehending phase)
          Pada fase ini siswa memperhatikan stimulus tertentu kemudian menangkap artinya dan memahami stimulus tersebut untuk kemudian ditafsirkan sendiri dengan berbagai cara. ini berarti bahwa belajar adalah suatu proses yang unik pada tiap siswa, dan sebagai akibatnya setiap siswa bertanggung jawab terhadap belajarnya karena cara yang unik yang dia terima pada situasi belajar.
2.  Fase perolehan (acqusition phase)
          Pada fase ini siswa memperoleh pengetahuan baru dengan menghubungkan informasi yang diterima dengan pengetahuan sebelumya. Dengan kata lain pada fase ini siswa membentuk asosiasi-asosiasi antara informasi baru dan informasi lama.
3.  Fase penyimpanan (storage phase)
          Fase storage atau retensi adalah fase penyimpanan informasi, ada informasi yang disimpan dalam jangka pendek ada yang dalam jangka panjang, melalui pengulangan informasi dalam memori jangka pendek dapat dipindahkan ke memori jangka panjang.
4.  Fase pemanggilan (retrieval phase)
          Fase retrieval atau recall adalah fase mengingat kembali atau memanggil kembali informasi yang ada dalam memori. Kadang-kadang dapat saja informasi itu hilang dalam memori atau kehilangan hubungan dengan memori jangka panjang. Untuk lebih daya ingat maka perlu informasi yang baru dan yang lama disusun secara terorganisasi, diatur dengan baik atas pengelompokan-pengelompokan menjadi katagori, konsep sehingga lebih mudah dipanggil



Menurut Jerone S. Bruner
             Menurut Bruner, dalam prosses belajar siswa menempuh tiga tahap, yaitu:
1.    Tahap informasi (tahap penerimaan materi)
       Dalam tahap ini, seorang siswa yang sedang belajar memperoleh sejumlah keterangan mengenai materi yang sedang dipelajari.
2.     Tahap transformasi (tahap pengubahan materi)
          Dalam tahap ini, informasi yang telah diperoleh itu dianalisis, diubah atau             ditransformasikan menjadi bentuk yang abstrakatau konseptual.
3.     Tahap evaluasi
          Dalam tahap evaluasi, seorang siswa menilai sendiri sampai sejauh mana informas  yang telah ditransformasikan tadi dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala    atau masalah yang dihadapi.

Menurut Arno F. Wittig
Menurut Wittig (1981) dalam bukunya Psychology of Learning , setiap proses belajar selalu berlangsung dalam tiga tahap, yaitu:
1.       Acquicition (tahap perolehan/penerimaan informasi)
Pada tingkat acquicition seorang siswa mulai menerima informasi sebagai stimulus
dan melakukan respon terhadapnya, sehingga menimbulkan pemahaman dan perilaku  baru.
2.       Storage (tahap penyimpanan informasi)
Pada tingkat storage seorang siswa secara otomatis akan mengalami proses penyimpanan pemahaman dan  perilaku baru yang ia peroleh ketika menjalani proses acquicition.
3.       Retrieval (tahap mendapatkan kembali informasi)
Pada tingkatan retrieval seorang siswa akan mengaktifkan kembali fungsi-fungsi sistem  memorinya, msalnya ketika ia menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah. Proses retrieval pada dasarnya adalah upaya atau peristiwa  mental dalam mengungkapkan dan memproduksi kembali apa-apa yang tersimpan dalam memori berupa informasi, simbol, pemahaman dan perilaku tertentu sebagai respon atau stimulus yang sedang dihadapi.

Menurut Albert Bandura
Menurut bandura (1977), seorang behavioris moderat penemu teori social learning/observational learning, setiap proses belajar (yang dalam hali ini terutama belajar social dengan menggunakan model) terjadi dalam urutan tahapan peristiwa yang meliputi :
1.       Tahap Perhatian (attention phase)
Pada tahap ini para siswa/peserta didik pada umumnya memusatkan perhatian pada objek materi atau perilaku model yang lebih menarik terutama karena keunikannya dibanding dengan materi atau perilaku lain yang sebelumnya telah diketahui.
2.       Tahap Penyimpanan dalam Ingatan (retention phase)
Pada tahap berikutnya, informasi berupa materi dan contoh perilaku model itu ditangkap, diproses dan disimpan dalam memori.
3.       Tahap Reproduksi (reproduction phase)
Pada tahap reproduksi, segala bayangan citra mental (imagery) atau kode-kode simbolis yang berisi informasi pengetahuan dan perilaku yang tersimpan dalam memori diproduksi kembali.
4.       Tahap terakhir dalan proses terjadinya peristiwa perilaku belajar adalah tahap penerimaan dorongan yssng berfungsi sebagai sebagai reinforcemenr, “penguatan” bersemayam segala informasi dalam memori para peserta didik.

Menurut J. Piaget
       Perkembangan intelektual anak dapat dibagi menjadi tiga taraf.
1.    Fase pra-operasional, sampai usia 5-6 tahun, masa pra sekolah, jadi tidak berkenaan dengan anak sekolah. Pada taraf ini ia belum dapat mengadakan perbedaan yang tegas antara perasaan dan motif pribadinya dengan realitas dunia luar. Karena itu ia belum dapat memahami dasar matematikan dan fisika yang fundamental, bahwa suatu jumlah tidak berunah bila bentuknya berubah. Pada taraf ini kemungkinan untuk menyampaikan konsep-konsep tertentu kepada anak sangat terbatas.
2.  Fase operasi kongkrit, pada taraf ke-2 ini operasi itu “internalized”, artinya dalam menghadapi suatu masalah ia tidak perlu memecahkannya dengan percobaan dan perbuatan yang nyata; ia telah dapat melakukannya dalam pikirannya. Namun pada taraf operai kongkrit ini ia hanya dapat memecahkan masalah yang langsung dihadapinya secara nyata. Ia belum mampu memecahkan masalah yang tidak dihadapinya secara nyata atau kongkrit atau yang belum pernah dialami sebelumnya.
3. Fase operasi formal, pada taraf ini anak itu telah sanggup beroperasi berdasarkan kemungkinan hipotesis dan tidak lagi dibatasi oleh apa yang berlangsung dihadapinya sebelumnya.

III.                KESIMPULAN
Dalam proses belajar terdapat  beberapa fase belajar:
1.       Gagne membagi proses belajar
berlangsung dalam empat fase utama, yaitu:
a.       Fase pengenalan (apprehending phase)
b.      Fase perolehan (acqusition phase)
c.       Fase penyimpanan (storage phase)
d.      Fase pemanggilan (retrieval phase)
2.       Menurut Jerome S. Bruner, dalam proses pembelajaran siswa menempuh tiga episode atau fase, antara lain :
a.       Fase informasi (tahap penerimaan materi)
b.      Fase transformasi (tahap pengubahan materi)
c.       Fase evaluasi (tahap penilaian materi)
3.       Menurut Wittig (1981) dalam bukunya psychology of learning, setiap proses belajar selalu berlangsung dalam 3 tahapan, antara lain :
a.       Actuation (tahap perolehan/penerimaan informasi)
b.      Storage (tahap penyimpanan informasi)
c.       Retrieval (tahap mendapatkan kembali informasi)
4.       Menurut Bandura (1977),tahapan belajar terjadi dalam urutan tahapan peristiwa yang meliputi :
a.       Tahap Perhatian (attentional phase )
b.      Tahap Penyimpanan dalam Ingatan (retention phase)
c.       Tahap Reproduksi (reproductionphase)
d.      Tahap Motivasi (motivation phase)


5.       Menurut penelitan Jean Piaget perkembangan intelektual anak dapat dibagi menjadi tiga taraf yaitu,
a.      Fase pra-operasional
b.      Fase operasi kongkrit
c.       Fase operasi formal 



IV.                DAFTAR PUSTAKA

1 komentar: